Sebentar lagi, buku berupa memoar perjalanan saya keliling Eropa akan rilis. Buku tersebut menceritakan pengalaman saya mengunjungi beberapa lokasi penting sepak bola dan menyaksikan pertandingan-pertandingan. Nah, untuk menyambut rilisnya buku tersebut, saya memulai semacam kampanye di Instagram dan Twitter berupa #FootballTraveling . Hasil recap-nya akan saya muat secara berseri di blog ini. Ikuti petualangan saya, yuk! 🙂
- Olympiastadion (Berlin)
Stadion ini adalah saksi berbagai sejarah olahraga, dari final Olimpiade sampai Piala Dunia 2006. Selain itu, Olympiastadion juga kerap menjadi saksi kekejaman Nazi di masa sebelum Perang Dunia II. Namun, hal terbaik yang pernah disaksikannya adalah momen penyatuan Jerman Barat dan Timur di akhir 80-an. Di saat itu, kemanusiaan menjadi pemenang.
- Allianz Arena (Munich)
Rumah klub Bayern Munich ini adalah simbol modernitas. Ini adalah satu-satunya stadion di dunia yang lampunya bisa berubah warna dari putih ke merah. Nama stadion yang memakai nama perusahaan asuransi juga menunjukkan kemajuan bisnis sepak bola modern.
- Museum Galatasaray (Istanbul)
Turki selalu berusaha untuk bergabung dengan Uni Eropa, meski sampai sekarang tetap ditolak. Maka, Galatasaray adalah kebanggaan mereka. Klub sepak bola ini menjuarai Piala Super Eropa tahun 2000, dan menjadi pembuktian bahwa minimal di aspek olah raga, mereka sudah pantas disejajarkan dengan negara-negara Eropa lain.
- Stadion Turk Telekom (Istanbul)
Saya menyaksikan bukti sekulernya masyarakat Turki di stadion ini. Di bulan Ramadan 2012, pertandingan antara Galatasaray vs Fiorentina kick-off tepat setelah buka puasa. Antusiasme fan Galatasaray memadati stadion tidak berkurang, dan klub mereka memenangi pertandingan atas wakil Italia itu 1-0.
(…bersambung)